Rabu, 22 Oktober 2014

BUDAYA DAERAH BAWEAN

Pulau Bawean adalah salah satu pulau kecil yang berada di tengah laut jawa yang letaknya 80 mil dari kabupaten Gresik secara administrasi pulau bawean terdiri dari 2 kecamatan yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, terdiri dari beberapa suku di indonesia Madura, Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Bahasa yang di gunakan dalam berkomunikasi sehari – hari yaitu bahasa Bawean.

Sosial Budaya

Walaupun agak terpencil (berjarak 120 km dari Pulau Jawa/Gresik, melalui Laut Dalam dan Berombak Besar), Kehidupan masyarakat Bawean tergolong masyarakat yang sudah maju, dinamis dan bermobilitas tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya anak Bawean yang bersekolah di luar Pulau Bawean, dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi.

Seperti umumnya penduduk pedesaan di Indonesia yang merupakan Negara agraris, penduduk desa-desa yang berdekatan denga kawasan Suaka Margasatwa Pulau Bawean sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian yang dilakukan dipesawahan dan tegalan. Mencari ikan merupakan mata pencaharian yang paling penting bagi penduduk Bawean, Sedikit sekali para nelayan disana yang menggunkan perahu bermotor besar ataupun menggunkan peralatan modern. Sampan kecil di sebut “jukung” yang masing-masing memuat 1-2 orang nelayan dapat kita jumpai sekaligus di pantai Bawean selama musim ikan tuna (tongkol). Ada juga masyarakat menggunakan perahu layar yang cukup besar cara menangkap ikan dengan menggunakan jala dan sebagai buruan utama nelayan adalah ikan kecil yang di sebut “binggul”. Selain bisa di jual dalam keadaan ikan segar ada juga yang mengolahnya menjadi ikan kering atau ikan pindang yang di susun rapi di periuk tanah liat.

Perdagangan juga merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Bawean, baik pedagang dalam sekala kecil maupun besar. Adanya kapal barang yang setiap hari singgah ke pulau Bawean merupkan salah satu faktor yang dapat meningkatkan sektor perdagangan di daerah ini. Pasar sebagi pusat perdagangan sudah banyak ditemukan meskipun masih secara tradisonal yang barang dagangannya masih banyak di datangkan dari Kabupaten Gresik.

Potensi Wisata

Potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia.

1. Potensi Alam
Yang dimaksud dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.

2. Potensi Kebudayaan
yang dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument, dll.

3. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/ pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah. Pulau Bawean menyimpan potensi kebudayaan yang cukup beragam dan potensi alam yang masih alami yang dapat menrik wisatawan. Berikut ini potensi – potensi yang ada di bawean sebagai berikut :


 Upaya Membuat “Si Putri” Agar Terus Bersolek 
Bawean, hmmm, nama yang harus diakui memang masih asing terdengar di kalangan wisatawan. Bahkan, tidak sedikit pula yang belum mengetahui dimana lokasi Bawean. Sejujurnya, meski saya pernah menjadi jurnalis kurang lebih 5 tahun di media pariwisata dan MICE nasional, Bawean, luput dari perhatian. Justru saya tahu Bawean lebih detil dari informasi tentang lomba menulis wisata Bawean yang diselenggarakan Media Bawean. Dan selebihnya, saya browshing melalui Mbah Google yang rupanya potensi wisata Bawean lumayan banyak diulas oleh sebagian besar peserta lomba tulis ini.
 Bahwa Bawean merupakan sebuah kepulauan mungil seluas kurang lebih 194,11 km2 yang terletak di Laut Jawa, antara Pulau Jawa-Kalimantan. Persisnya sekitar 150 km arah utara Pulau Jawa. Secara administrasi masuk dalam Kabupaten Gresik (Jawa Timur) sejak tahun 1974. Untuk mencapai Kepulauan Bawean, memakan waktu kurang lebih 3 jam dari Dermaga Sangkapura- Gresik. Total sekitar 4 jam jika berangkat dari kota Surabaya melalui jalur darat dan laut sekaligus.

 Kepulauan Bawean dikenal juga dengan sebutan “Pulau Putri”, lantaran menurut cerita turun temurun, ada seorang putri cantik dari Kerajaan Campa ingin melaju ke Pulau Jawa, tetapi karena kondisi kesehatan tidak memungkinkan sehingga harus singgah di pulau ini. Sampai akhirnya, sang Putri tidak tertolong dan dimakamkan di pulau ini. Jadilah sejak saat itu Bawean dikenal dengan Pulau Putri. 
Sesuai dengan sebutannya, Pulau Putri-Bawean ini memang begitu memesona. Secara topografi, Bawean merupakan wilayah daratan-pegunungan dengan hutan hujan tropis yang cukup lebat. Pantainya berpasir putih, berair jernih dan eksotis karena langsung berhadapan dengan lautan luas yang menghampar di tengah-tengah Pulau Jawa dan Kalimantan. Belum alam bawah lautnya, dipenuhi aneka ikan, terumbu karang dan biota laut yang tak kalah indah dengan Bunaken atau Wakatobi. 
Tanah di Bawean juga sangat subur, sehingga sebagian besar masyarakat Bawean bermata pencaharian sebagai petani di sawah atau di ladang. Hamparan persawahan dengan terasering yang rapi, menjadi salah satu pemandangan khas di daerah ini. 
 Selain itu karena letaknya di tengah lautan, sebagian masyarakat Bawean juga menggantungkan hidupnya sebagai nelayan, yang mencari ikan di laut lepas hanya dengan perlengkapan tradisional. Ikan tongkol salah satu tangkapan paling banyak di perairan ini. Di pulau ini terdapat sebuah cagar alam seluas 7,25 km2 dan penangkaran rusa yang masih dimiliki warga masyarakat. 
 Penduduk Bawean berjumlah kurang lebih 70.000 dan tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sangkapura (sebelah selatan) dan Kecamatan Tambak (sebelah utara). Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Bawean, berlogat mirip bahasa Madura. Secara umum, tidak ada yang terlalu spesifik dari tradisi masyarakat Bawean. Karena adanya perkawinan campuran dengan orang Madura, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, melahirkan budaya dan tradisi yang banyak kemiripan dengan budaya dari suku-suku tersebut. Pembauran antar suku pada masyarakat Bawean memang begitu melekat. 

Sejumlah spot menarik yang dikunjungi di Bawean, diantaranya : 

  1.  Tanjung Gaang, berupa hamparan batu karang dengan tebing –tebing yang indah menjulur ke lautan. Dari tebing ini, wisatawan bisa menikmati keindahan laut Bawean secara utuh. Letak Tanjung Gaang di Desa Kumalasa, sekitar 8 km dari Kecamatan Sangkapura. 
  2.  Danau Kastoba, Merupakan satu-satunya danau di Pulau Bawean, dan masih dalam lingkup cagar alam yang terletak di Kecamatan Tambak. Letaknya persis di tengah-tengah Pulau Bawean. Danau ini salah satu tempat favorit pengunjung di hari libur. Anda bisa memancing ikan atau berenang di danau ini. 
  3. Pulau-pulau kecil nan memukau di sekitar perairan Bawean. Ada yang berpenghuni dan tidak. Diantara pulau-pulau itu adalah Pulau Gili, sebuah pulau kecil yang berjarak sekitar 2,3 km arah timur Pulau Bawean. Pulau ini dihuni sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) multi etnis (terpadat di Bawean). Bersebelahan dengan Pulau Gili, Anda bisa menyebrang ke Pulau Noko yang sangat mungil dengan luas sekitar 1 km2. Pulau Noko sepenuhnya berpasir putih dan begitu indah dinikmati. Di sinilah spot kegiatan snorkeling dan diving karena alam bawah lautnya yang tak kalah dengan Bunaken. Alam bawah laut Gili juga bagus, hanya saja di sana lebih ramai dibanding Pulau Noko. Kemudian, Pulau Selayar, di sebelah tenggara Pulau Bawean, Pulau China, dan Pulau Karang Belu. 
  4. Penangkaran Rusa Bawean. Terletak di Beto Gebang, Kecamatan Sangkapura. Rusa Bawean yang bernama latin Axis Kuhli merupakan salah satu spesies Rusa yang tergolong langka dan kini keberadaannya terancam punah. Tahun 2005, jumlah populasi Rusa Bawean sekitar 300-an ekor dan kabarnya semakin berkurang. Di area seluas 4 hektar milik warga, rusa-rusa tersebut dibiarkan hidup secara liar. Karena memang, rusa ini menyukai habitat di semak-semak pada hutan sekunder, dan lereng-lereng yang curam. 
  5. Air terjun. Pulau Bawean memiliki sejumlah air terjun dengan panorama alam yang nyaris tak terjamah, masih perawan. Di Kecamatan Sangkapura,ada tiga tempat air terjun yaitu air terjun Laccar (Desa Kebuntelukdalam), air terjun kuduk-kuduk (Desa Patar Selamat), dan air terjun Talomon (Desa Pudakitbarat). Sedangkan di Kecamatan Tambak ada dua tempat yaitu air terjun PadangJambu (Desa Telukjati) dan air terjun Mortalaje (Desa Gelam). Diantara air terjun itu memang yang terkenal adalah Air Terjun Laccar yang memiliki ketinggian sekitar 25 meter mengapit perbukitan nan rindang. 

 Bagaimana mengembangkan Bawean untuk menjadi destinasi wisata unggulan ? 

Sebelumnya, saya mengapresiasi terhadap upaya Media Bawean untuk mempopulerkan Bawean sebagai destinasi wisata melalui lomba tulis ini. Terbukti, banyak sekali artikel bagus ditulis peserta lomba tentang Bawean. Meski tak sedikit yang mengulas juga tentang keterbatasan infrastruktur, fasilitas, instalasi listrik, air bersih, aksesibilitas, termasuk juga minimnya kepedulian dari pemegang kebijakan terhadap pengelolaan kepulauan Bawean. 
 Memang dalam membangun sektor pariwisata, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, butuh kolaborasi yang sinergis dengan berbagai sektor dan pihak terkait. Dan, tidak bisa hanya menunggu dari siempunya kebijakan agar peduli. Butuh aksi yang solutif untuk setidaknya memancing kepedulian, menggairahkan semangat, dan menyosialisasikan ide bahwa sektor pariwisata sangat menjanjikan dan menjadi penggerak utama roda perekonomian rakyat yang sejatinya merupakan wujud dari sebuah ekonomi kerakyatan yang riel. 
 World Tourism Organization (WTO) telah menandaskan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor industri besar yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia. Bahkan pada bulan Juli tahun 2000 Bank Dunia pun mantab menelurkan program untuk mengatasi kemiskinan melalui sektor pariwisata yang kemudian dikenal dengan ‘Community Based Tourism” (CBT). 
Jika dunia tengah memokuskan pariwisata sebagai sektor andalan, Indonesia yang notabene memiliki potensi wisata yang berlimpah wajib menjadi pemain utama. 
 Butuh proses yang panjang, terutama untuk membuka mindset tentang pentingnya pariwisata agar dikembangkan sebagai industri di Indonesia. Kawasan Mandalika –Lombok contohnya, bisa menjadi seperti sekarang, idenya sudah dirancang sejak 20 tahun lalu. Hambatan infrastruktur, dan sikap masyarakat yang masih antipati terhadap dunia pariwisata menjadi penyebab lambatnya ide pengembangan pariwisata terealisasi di Mandalika. Investor pun awalnya berfikir ribuan kali untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut, lantaran tidak adanya komitmen yang kuat dari pemegang kebijakan di sana terhadap pengembangan pariwisata. 
 Dan, pada akhirnya tak dimungkiri, pariwisata Lombok benar-benar terkuak, salah satunya adanya kesadaran dari Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majdi yang memiliki wawasan dan kepedulian tinggi terhadap industri pariwisata sehingga menanamkan kepercayaan kuat dari investor dan pemerintah pusat.
 Ia aktif melakukan lobi-lobi ke pemerintah pusat, instansi terkait dan sejumlah investor baik di dalam maupun luar negeri bahwa Lombok siap menyambut wisatawan, Lombok siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan event-event nasional dan perusahaan. Dengan kepercayaan diri tinggi pula, ia yakinkan bahwa Lombok tak kalah dengan Bali, baik keindahan alam, budaya, kerajinan rakyat, apalagi mutiaranya yang sungguh bernilai. 
Selain itu, dari sisi kebijakan, Ia berikan kemudahahan para investor yang ingin mengembangkan usaha pariwisata dan memberikan jaminan keamanan. Kini sejumlah investor besar diantaranya PT Gobel Internasional, MNC Group, dan Rajawali Group optimis mendaratkan dana besar untuk pembangunan infrastruktur yang terkait dengan industri pariwisata di kawasan Mandalika. Apalagi Bandara Internasional Lombok telah berdiri, tentu saja makin menggairahkan masuknya investor di sana. 
Tak pelak, perhatian turis dunia pun saat ini mulai bergeser dari Bali ke Lombok. Jarak Bali dan Lombok sangat dekat makin memuluskan wisatawan manca negara hijrah ke Lombok. Ini juga menjadi peluang sejumlah agen perjalanan wisata membuat paket perjalanan yang bisa mengaitkan dua pulau tersebut. Event-event pariwisata dan perusahaan dari daerah lain kini tak berhenti mengalir ke Lombok. Sektor pariwisata Lombok sekarang menjadi lokomotif pembangunan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Karena pariwisata, infrastruktur dan fasilitas dibangun, kota ditata kondusif untuk kenyamanan para turis, perajin pun distimulus agar lebih kreatif menghasilkan karya yang laku dijual, dan para seniman dipopulerkan melalui berbagai event seni dan budaya. 
 Jika Lombok setidaknya sedang menuai keberkahan lewat industri pariwisatanya dan masih terus fokus mengerjakaan PR-nya yang belum tuntas, saya yakin Bawean jika serius dikembangkan, tak kalah majunya dengan daerah lain yang sudah berhasil di bidang pariwisata. Lomba tulis wisata Bawean semoga menjadi entry yang baik untuk menggedor kesadaran pemegang kebijakan, bahwa sektor pariwisata sangat penting diperhatikan. Sayang sekali, anugerah yang begitu indah Tuhan berikan kepada Bawean, tidak bisa dioptimalkan untuk kesejakteraan warganya. Apalagi tak sedikit masyarakat Bawean yang merantau mencari pekerjaan di luar daerah bahkan menjadi TKI di luar negeri. 

Formula untuk Mengembangkan Pariwisata Bawean

 

 1. Pemilihan produk wisata yang tepat : berbasis potensi dan keunggulan suatu daerah. Ini sangat penting agar dalam pengembangan pariwisata bisa optimal dan hasilnya langsung bisa menyejahterakan masyarakat setempat. . Melihat potensi yang ada di Bawean, menurut saya produk wisata yang cocok dikembangkan adalah wisata alam-bahari dan minat khusus.
 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengategorikan Wisata Minat Khusus menjadi 7 jenis yaitu wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ekowisata, wisata olah raga dan rekreasi, wisata kapal pesiar dan yach, wisata kuliner dan belanja, wisata kesehatan dan kebugaran, serta wisata konvensi, insentif, pameran dan event (MICE). Dan, spesifikasi untuk produk wisata minat khusus di Bawean adalah wisata alam-ekowisata dan wisata budaya masyarakat khususnya budaya masyarakat agraris. 
 Selain itu, perlu dipahami juga tentang aktivitas wisatawan yang saat ini telah mengalami perubahan. Wisatawan sekarang tak puas hanya dengan memandangi panorama alam yang indah, tetapi butuh aktivitas sehingga memiliki kesan mendalam. Lebih bagus jika kesan itu sarat dengan muatan edukasi, pesan lingkungan, sejarah, dan nilai-nilai dari masyarakat setempat yang membuat mereka lebih menghargai alam dan lingkungannya menuju hidup berkualitas. Tren wisatawan dunia ke depannya juga menurut Menteri Parekraf Mari Pangestu, makin menyukai jenis wisata alam penuh tantangan dan wisata budaya yang unik. 
Jadi, carilah keunikan yang otentik dari Bawean. Kajian antropologi dan sosialogi sangat dbutuhkan untuk lebih memunculkan lagi kekhasan dari masyarakat Bawean. Di Solo, saat ini tengah menjalankan formula baru pengembangan pariwisata, yaitu wisata berbasis komunitas kreatif dengan fokus pada dua ikon yaitu pasar tradisional dan kampung. Dua ikon yang merupakan kelebihan Solo benar-benar digali dan dikemas sedemikian rupa sehingga turis ke Solo karena ingin menikmati kampung-kampungnya para perajin dan seniman, dan menikmati kesederhanaan jajanan pasar tradisional dengan segala aktivitas yang benar-benar bersuasana asli masyarakat Solo.

 Dalam konteks masyarakat Bawean, produk-produk wisata yang bisa dioptimalkan dalam grand design wisata minat khusus “wisata alam dan ekowisata” diantaranya adalah :

 1) Wisata desa 
Mengajak wisatawan menyelami lebih dekat kehidupan desa masyarakat Bawean yang notabene multietnis bisa harmonis berdampingan dan menciptakan budaya baru yang berbeda, tidak seperti Jawa Timuran, juga tidak seperti Madura. Ada unsur melayu yang juga kuat di daerah ini. Di sini, dapat dibuat paket wisata desa-persawahan atau wisata desa nelayan. Apalagi masyarakat Bawean juga memiliki kuliner khas diantaranya bakso ikan, martabak ala bawean yang berbahan utama kentang, petis ikan, posot-posot (kerupuk ikan khas Bawean), kobuk-kobul (minuman khas dari kelapa muda) dan sebagainya. 
 Wisatawan bisa menginap di rumah-rumah penduduk yang dijadikan home stay, ikut serta dalam kegiatan masyarakat ketika bertani atau mencoba menangkap ikan dengan jala, mengarungi lautan dengan perahu tradisional atau menganyam tikar an sejumlah produk kerajinan dari pandan. Agar wisatawan nyaman, tentu faktor keamanan dan kebersihan wajib menjadi perhatian serius. Hunian dan toilet yang bersih menjadi acuannya. 
2) Wisata petualangan 
Petualangan di sini bisa diwujudkan misalnya dengan kegiatan menyusuri pulau-pulau kecil yang mengitari Bawean yang penuh liku. Trekking ke Danau Kastoba yang berada di atas bukit. Untuk mencapai atas bukit, harus menembus hutan dengan pepohonan yang rimbun, tebing-tebing tinggi dan jalan setapak yang masih terjal. Wow, sungguh memainkan adrenalin yang cukup tinggi. Begitu pula ketika kita ingin mengunjungi Tanjung Gaang, yang merupakan bukit karang yang indah, kita harus mengarungi beberapa karang terlebih dahulu, melewati Pantai Kimal, Tanjung Kodok Bawean dan jalanan berkarang. Meski medannya lumayan membuat adrenalin bergemuruh, tetapi waktu tempuhnya tidak lama, tidak sampai sehari. Cocok sekali untuk wisata adventure. Apalagi suguhan panorama Bawean sangat memanjakan mata. 
3) Wisata bahari-snorkeling dan diving
Bagi pehobi snorkeling dan diving, alam bawah laut Bawean dijamin tidak mengecewakan. Bahkan keindahannya tak kalah dengan Bunaken. Kelebihannya lagi, snorkeling atau diving di Bawean serasa menyelam di pulau pribadi sejumlah spot diving berada pulau-pulau mungil yang tak berpenghuni. Pantainya berpasir putih dan bersih sekali. 
 4) Ekowisata ke Penangkaran Rusa 
Tentu di sini, wisatawan bisa mempelajari bagaimana sebuah penangkaran rusa Bawean yang unik, alias berbeda dengan kebun binatang pada umumnya. Wisatawan bisa melihat langsung, keliaran rusa-rusa Bawean di alam bebas dan mempelajari bagaimana kehidupan rusa itu sehingga bisa selamat dari kepunahan. Sekali lagi membuat kegiatan yang merangsang kepedulian wisatawan. 
5). Ekowisata penyelamatan terumbu karang di Pulau Gili dan konservasi penyu di Pulau Noko 
 Terumbu karang di perairan Gili masih terpelihara baik dan jika serius dikembangkan bisa menjadi ikon wisata provinsi Jawa Timur. Kesadaran masyarakat harus terus ditanamkan melalui berbagai upaya konservasi sehingga keberadaan terumbu karang di Pulau Gili tetap terjaga dengan baik dan menjadi contoh pengembangan terumbu karang bagi daerah lain yang memiliki potensi serupa. Wisata konservasi terumbu karang dan penyu, sangat menarik dikembangkan di Bawean. 
 Selain minat khusus yang berhubungan dengan alam dan ekowisata, haruas juga diperhatikan potensi daya tarik lain seperti Wisata Ziarah. Daya tarik utamanya yang tersohor adalah makam Jherat Lanjeng sepanjang 12 meter dan sejumlah makam para ulama yang menyebarkan agama Islam di Bawean. 
 2. Menentukan target wisatawan (target pasar) 
 Setelah produk berbasis potensi dan keunggulan daerah telah dibuat, maka target wisatawan yang akan dibidik juga harus tepat. Menurut saya, target utamanya adalah wisatawan nusantara. Merujuk pada Renstra Kemenparekraf tahun 2012-2014 yang menargetkan pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 245 juta. Artinya potensi wisnus sangat menjanjikan, apalagi tingkat pendapatan masyarakat semakin baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam penerapan konsep Community Based Tourism (CBT), wisnus berperan sangat besar dalam membuat suatu destinasi terkenal sehingga bisa mendorong turis asing berkunjung. Tentu wisnus yang gemar melakukan aktivitas minat khusus di Bawean seperti disebutkan di atas. 
 3. Melakukan upaya promosi yang efektif 
  Harus diakui, dalam memasarkan produk wisata seperti yang dimiliki Bawean memang sangat ketat kompetisinya. Banyak daerah di Indonesia yang juga memiliki obyek serupa. Harus ada alasan yang benar-benar jitu atau stimulan sehingga wisatawan tertarik untuk menikmati obyek wisata minat khusus Bawean. Bisa dengan menonjolkan keunggulan yang tak dimiliki daerah lain. Seperti ekowisata konservasi terumbu karang di Pulau Gili, salah satunya, atau merasakan sensasi ‘pulau pribadi’ bisa snorkeling dan diving di Pulau Noko, pantainya berpasir putih halus dan berkilau. 

 Kegiatan promosi yang bisa dilakukan diantaraya : 

 1. Menggelar event secara kontinyu dan rutin. 
 Sebaiknya event yang bisa mengeksplorasi kekayaan seni, budaya, kuliner dan tradisi unik masyarakat Bawean. 
 2. Mengundang media nasional dan daerah untuk liputan wisata Bawean
Untuk karakter medianya sebaiknya dipilih spesifik yang berkaitan dengan pariwisata. Ekspos media nasional terhadap suatu destinasi sangat efektif pengaruhnya terhadap branding. Sebagai mantan jurnalis media pariwisata, saya memahami angle dari setiap liputan yang dilakukan media pariwisata. Umumnya media baik media cetak maupun elektronik di bidang pariwata akan menampilkan sisi baik dari suatu destinasi. Mereka akan lebih banyak bercerita tentang keindahan dan potensi wisata di sana. Meski ada kekurangan dari sisi infrastruktur, aksesibilitas, sarana dan prasarana yang terkait dengan kenyamanan wisatawan, itu tidak menjadi titik tekan penulisan. Bahkan sekalipun diulas, nadanya progresif yang intinya menggugah kesadaran pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan kenyamanan wisatawan.
 Media pariwisata memiliki misi mempromosikan suatu destinasi yang dapat mendorong sebanyak-banyaknya wisatawan berkunjung. Dampaknya, bila liputan ini dibaca oleh investor, pastinya diharapkan mereka tertarik berinvestasi. Juga, sebagai sarana lobi ke pemerintah pusat. Pengalaman saya berurusan dengan Kemenparekraf untuk urusan peliputan, mereka akan memberikan support jika dilihat pemerintah daerah inisiatif dan memiliki komitmen tinggi untuk pengembangan wisata di daerah. Support yang diberikan bisa berupa pendanaaan, kerja sama promosi, dan tuan rumah suatu event. Track record dari liputan media menjadi salah satu indikator daerah dinilai aktif.
 Untuk mendapatkan hasil maksimal dengan mengundang media, sebaiknya pengelola destinasi Bawean atau pihak yang concern terhadap industri pariwisata di Bawean sudah memiliki itenerary perjalanan perjalanan wisata yang cermat. Mengidentifikassi tujuannya dan target yang akan dicapainya. Sebaiknya, tekankan pada produk unggulan, misal wisata adventure, kegiatan ekowisata, wisata bahari, wisata desa dan sebagainya. 
Buatlah tema-tema khusus sehingga produk unggulan tersebut bisa terliput bagus. Sebagai contohnya, dalam setahun ada tiga kali agenda mengundang media, tiap term satu tema. Media yang diundang pun bisa bergiliran. Alangkah bagusnya jika bersamaan dengan suatu event. Dari segi biaya mengundang media juga tidak terlalu besar dibanding membuat advertising. Sebaliknya media pun sangat senang jika bisa diundang, karena ini menjadi salah satu obyek liputan yang potensial untuk pembaca dan berpengaruh pada penjualan media tersebut. 
Carilah guide yang bagus untuk menemani para jurnalis liputan. Pemandu yang bukan sekedar mengantarkan, tetapi memiliki pengetahuan yang luas tentang Bawean : sejarahnya, budaya, karakteristik masyarakatnya, keistimewaaan alam, dan legenda atau hal-hal unik lainya. Bahkan penjelasan detil tentang suatu lokasi, jarak tempuh, transportasi, akomodasi dan rincian biaya yang diperlukan untuk berwisata ke Bawean. Dari cerita pemandu ini yang menentukan kualitas penulisan, lebih dari sekedar laporan pandangan mata yang hanya satu atau dua halaman. Biasanya cerita berkualitas dari pemandu juga turut menentukan jumlah halaman. Tak jarang, suatu media membuat tulisan berseri hanya bermodal dari ulasan-ulasan pemandu. 
Dan, biarkanlah media itu berkreasi, jangan coba untuk disetir. Karena biasanya, jika disetir harus menulis apa atau banyak titipan informasi untuk ditulis akan membuat sebagian jurnalis jadi kurang nyaman. Untuk mengundang media, dinas pariwisata bisa bekerja sama dengan pihak hotel atau agen perjalanan.
 3. Mengudang agen perjalanan wisata untuk promosi  
Langkah ini juga efektif dilakukan. Semacam survey lapangan bagi agen perjalanan wisata (travel), bahwa Bawean dengan segala potensi yang dimilikinya siap menyambut wisatawan. Jika sekali lagi ada kendala infrastruktur, tantangan dari pihak travel bisa mengemas paket wisata yang sesuai. Biasanya untuk wisata adventure, ekowisata atau wisata bahari (snorkeling), wisatawan bisa memahami kondisi lapangan yang sangat berbeda dengan perkotaan. Namun begitu, faktor aksesibilitas dan transportassi menuju destinasi menjadi hal yang mutlak harus segera dibenahi. 
4. Menggelar kompetisi bagi para blogger untuk menulis dan foto tentang keunggulan wisata Bawean 
 Upaya ini kini marak dilakukan. Biayanya juga tidak besar, tetapi pengaruhnya luar biasa. Mengingat internet sudah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan sehari-hari sehingga referensi para blogger, menjadi konsumsi utama wisatawan untuk berkunjung. Pihak terkait bisa menjalin hubungan yang sinergis dengan komunitas blogger baik di wilayah Gresik, JawaTimur maupun nasional untuk mengadakan tour bersama. 
 5. Membuat promosi bersama dengan pihak-pihak terkait seperti hotel, tourism board, pemda, restoran dan sebagainya. 
Bentuk promosinya bisa dalam bentuk pembuatan buklet, leaflet atau aktif mengikuti sejumlah pameran pariwisata. Untuk konteks ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, bisa menjadi salah satu contoh yang bisa ditiru. Dinas pariwisata Sleman membuat banyak jenis buklet bertema, video, leaflet lengkap berisi panduan wisata Sleman, termasuk list jasa guide, interpreter, restoran, rental kendaraan, penginapan tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun. Mereka menggandeng sejumlah perusahaan dan lembaga pendidikan untuk sponsor. Bahkan menurut penuturan Kepala Dinas Pariwisata Sleman, mereka berkelilling ke luar daerah untuk promosi desa wisata di Sleman sekaligus promosi lembaga pendidikan, karena memang dalam rangkaan promosi lembaga pendidikan tersebut.
 Demikian formula yang saya berikan untuk mengangkat potensi wisata Bawean terutama dari segi promosi agar bisa lebih dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Saya optimis Bawean bakal bisa sejajar dengan daerah lain yang sudah eksis di bidang pariwisata. Apalagi akses menuju Bawean kini telah mendapat perhatian pihak terkait. Ya, kehadiran bandara perintis di tahun ini semoga bisa menjadi entry point yang bagus baik bagi perkembangan pariwisata maupun kemajuan ekonomi secara keseluruhan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar