Pulau Bawean
adalah salah satu pulau kecil yang berada di tengah laut jawa yang
letaknya 80 mil dari kabupaten Gresik secara administrasi pulau bawean
terdiri dari 2 kecamatan yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan
Tambak, terdiri dari beberapa suku di indonesia Madura, Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi. Bahasa yang di gunakan dalam berkomunikasi
sehari – hari yaitu bahasa Bawean.
Sosial Budaya
Walaupun agak
terpencil (berjarak 120 km dari Pulau Jawa/Gresik, melalui Laut Dalam
dan Berombak Besar), Kehidupan masyarakat Bawean tergolong masyarakat
yang sudah maju, dinamis dan bermobilitas tinggi. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya anak Bawean yang bersekolah di luar Pulau Bawean, dan
dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
Seperti umumnya
penduduk pedesaan di Indonesia yang merupakan Negara agraris, penduduk
desa-desa yang berdekatan denga kawasan Suaka Margasatwa Pulau Bawean
sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian yang dilakukan
dipesawahan dan tegalan. Mencari ikan merupakan mata pencaharian yang
paling penting bagi penduduk Bawean, Sedikit sekali para nelayan disana
yang menggunkan perahu bermotor besar ataupun menggunkan peralatan
modern. Sampan kecil di sebut “jukung” yang masing-masing memuat 1-2
orang nelayan dapat kita jumpai sekaligus di pantai Bawean selama musim
ikan tuna (tongkol). Ada juga masyarakat menggunakan perahu layar yang
cukup besar cara menangkap ikan dengan menggunakan jala dan sebagai
buruan utama nelayan adalah ikan kecil yang di sebut “binggul”. Selain
bisa di jual dalam keadaan ikan segar ada juga yang mengolahnya menjadi
ikan kering atau ikan pindang yang di susun rapi di periuk tanah liat.
Perdagangan juga
merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Bawean, baik pedagang
dalam sekala kecil maupun besar. Adanya kapal barang yang setiap hari
singgah ke pulau Bawean merupkan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan sektor perdagangan di daerah ini. Pasar sebagi pusat
perdagangan sudah banyak ditemukan meskipun masih secara tradisonal yang
barang dagangannya masih banyak di datangkan dari Kabupaten Gresik.
Potensi Wisata
Potensi wisata
adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek
wisata. Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam,
yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia.
1. Potensi Alam
Yang dimaksud
dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu
daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll (keadaan
fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika
dikembangkan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya
akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.
2. Potensi Kebudayaan
yang dimaksud
dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia
baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan
bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument, dll.
3. Potensi Manusia
Manusia juga
memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat
pementasan tarian/ pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah.
Pulau Bawean menyimpan potensi kebudayaan yang cukup beragam dan potensi
alam yang masih alami yang dapat menrik wisatawan. Berikut ini potensi –
potensi yang ada di bawean sebagai berikut :
Upaya Membuat “Si Putri” Agar Terus Bersolek
Bawean,
hmmm, nama yang harus diakui memang masih asing terdengar di kalangan
wisatawan. Bahkan, tidak sedikit pula yang belum mengetahui dimana
lokasi Bawean. Sejujurnya, meski saya pernah menjadi jurnalis kurang
lebih 5 tahun di media pariwisata dan MICE nasional, Bawean, luput dari
perhatian. Justru saya tahu Bawean lebih detil dari informasi tentang
lomba menulis wisata Bawean yang diselenggarakan Media Bawean.
Dan selebihnya, saya browshing melalui Mbah Google yang rupanya potensi
wisata Bawean lumayan banyak diulas oleh sebagian besar peserta lomba
tulis ini.
Bahwa
Bawean merupakan sebuah kepulauan mungil seluas kurang lebih 194,11 km2
yang terletak di Laut Jawa, antara Pulau Jawa-Kalimantan. Persisnya
sekitar 150 km arah utara Pulau Jawa. Secara administrasi masuk dalam
Kabupaten Gresik (Jawa Timur) sejak tahun 1974. Untuk mencapai Kepulauan
Bawean, memakan waktu kurang lebih 3 jam dari Dermaga Sangkapura-
Gresik. Total sekitar 4 jam jika berangkat dari kota Surabaya melalui
jalur darat dan laut sekaligus.
Kepulauan
Bawean dikenal juga dengan sebutan “Pulau Putri”, lantaran menurut
cerita turun temurun, ada seorang putri cantik dari Kerajaan Campa ingin
melaju ke Pulau Jawa, tetapi karena kondisi kesehatan tidak
memungkinkan sehingga harus singgah di pulau ini. Sampai akhirnya, sang
Putri tidak tertolong dan dimakamkan di pulau ini. Jadilah sejak saat
itu Bawean dikenal dengan Pulau Putri.
Sesuai
dengan sebutannya, Pulau Putri-Bawean ini memang begitu memesona.
Secara topografi, Bawean merupakan wilayah daratan-pegunungan dengan
hutan hujan tropis yang cukup lebat. Pantainya berpasir putih, berair
jernih dan eksotis karena langsung berhadapan dengan lautan luas yang
menghampar di tengah-tengah Pulau Jawa dan Kalimantan. Belum alam bawah
lautnya, dipenuhi aneka ikan, terumbu karang dan biota laut yang tak
kalah indah dengan Bunaken atau Wakatobi.
Tanah
di Bawean juga sangat subur, sehingga sebagian besar masyarakat Bawean
bermata pencaharian sebagai petani di sawah atau di ladang. Hamparan
persawahan dengan terasering yang rapi, menjadi salah satu pemandangan
khas di daerah ini.
Selain
itu karena letaknya di tengah lautan, sebagian masyarakat Bawean juga
menggantungkan hidupnya sebagai nelayan, yang mencari ikan di laut lepas
hanya dengan perlengkapan tradisional. Ikan tongkol salah satu
tangkapan paling banyak di perairan ini. Di pulau ini terdapat sebuah
cagar alam seluas 7,25 km2 dan penangkaran rusa yang masih dimiliki
warga masyarakat.
Penduduk
Bawean berjumlah kurang lebih 70.000 dan tersebar di dua kecamatan
yaitu Kecamatan Sangkapura (sebelah selatan) dan Kecamatan Tambak
(sebelah utara). Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa
Bawean, berlogat mirip bahasa Madura. Secara umum, tidak ada yang
terlalu spesifik dari tradisi masyarakat Bawean. Karena adanya
perkawinan campuran dengan orang Madura, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi, melahirkan budaya dan tradisi yang banyak kemiripan dengan
budaya dari suku-suku tersebut. Pembauran antar suku pada masyarakat
Bawean memang begitu melekat.
Sejumlah spot menarik yang dikunjungi di Bawean, diantaranya :
- Tanjung Gaang, berupa hamparan batu karang dengan tebing –tebing yang indah menjulur ke lautan. Dari tebing ini, wisatawan bisa menikmati keindahan laut Bawean secara utuh. Letak Tanjung Gaang di Desa Kumalasa, sekitar 8 km dari Kecamatan Sangkapura.
- Danau Kastoba, Merupakan satu-satunya danau di Pulau Bawean, dan masih dalam lingkup cagar alam yang terletak di Kecamatan Tambak. Letaknya persis di tengah-tengah Pulau Bawean. Danau ini salah satu tempat favorit pengunjung di hari libur. Anda bisa memancing ikan atau berenang di danau ini.
- Pulau-pulau kecil nan memukau di sekitar perairan Bawean. Ada yang berpenghuni dan tidak. Diantara pulau-pulau itu adalah Pulau Gili, sebuah pulau kecil yang berjarak sekitar 2,3 km arah timur Pulau Bawean. Pulau ini dihuni sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) multi etnis (terpadat di Bawean). Bersebelahan dengan Pulau Gili, Anda bisa menyebrang ke Pulau Noko yang sangat mungil dengan luas sekitar 1 km2. Pulau Noko sepenuhnya berpasir putih dan begitu indah dinikmati. Di sinilah spot kegiatan snorkeling dan diving karena alam bawah lautnya yang tak kalah dengan Bunaken. Alam bawah laut Gili juga bagus, hanya saja di sana lebih ramai dibanding Pulau Noko. Kemudian, Pulau Selayar, di sebelah tenggara Pulau Bawean, Pulau China, dan Pulau Karang Belu.
- Penangkaran Rusa Bawean. Terletak di Beto Gebang, Kecamatan Sangkapura. Rusa Bawean yang bernama latin Axis Kuhli merupakan salah satu spesies Rusa yang tergolong langka dan kini keberadaannya terancam punah. Tahun 2005, jumlah populasi Rusa Bawean sekitar 300-an ekor dan kabarnya semakin berkurang. Di area seluas 4 hektar milik warga, rusa-rusa tersebut dibiarkan hidup secara liar. Karena memang, rusa ini menyukai habitat di semak-semak pada hutan sekunder, dan lereng-lereng yang curam.
- Air terjun. Pulau Bawean memiliki sejumlah air terjun dengan panorama alam yang nyaris tak terjamah, masih perawan. Di Kecamatan Sangkapura,ada tiga tempat air terjun yaitu air terjun Laccar (Desa Kebuntelukdalam), air terjun kuduk-kuduk (Desa Patar Selamat), dan air terjun Talomon (Desa Pudakitbarat). Sedangkan di Kecamatan Tambak ada dua tempat yaitu air terjun PadangJambu (Desa Telukjati) dan air terjun Mortalaje (Desa Gelam). Diantara air terjun itu memang yang terkenal adalah Air Terjun Laccar yang memiliki ketinggian sekitar 25 meter mengapit perbukitan nan rindang.
Bagaimana mengembangkan Bawean untuk menjadi destinasi wisata unggulan ?
Sebelumnya,
saya mengapresiasi terhadap upaya Media Bawean untuk mempopulerkan
Bawean sebagai destinasi wisata melalui lomba tulis ini. Terbukti,
banyak sekali artikel bagus ditulis peserta lomba tentang Bawean. Meski
tak sedikit yang mengulas juga tentang keterbatasan infrastruktur,
fasilitas, instalasi listrik, air bersih, aksesibilitas, termasuk juga
minimnya kepedulian dari pemegang kebijakan terhadap pengelolaan
kepulauan Bawean.
Memang
dalam membangun sektor pariwisata, tidak bisa dilakukan
sendiri-sendiri, butuh kolaborasi yang sinergis dengan berbagai sektor
dan pihak terkait. Dan, tidak bisa hanya menunggu dari siempunya
kebijakan agar peduli. Butuh aksi yang solutif untuk setidaknya
memancing kepedulian, menggairahkan semangat, dan menyosialisasikan ide
bahwa sektor pariwisata sangat menjanjikan dan menjadi penggerak utama
roda perekonomian rakyat yang sejatinya merupakan wujud dari sebuah
ekonomi kerakyatan yang riel.
World
Tourism Organization (WTO) telah menandaskan bahwa pariwisata merupakan
salah satu sektor industri besar yang sangat berpengaruh terhadap
perekonomian dunia. Bahkan pada bulan Juli tahun 2000 Bank Dunia pun
mantab menelurkan program untuk mengatasi kemiskinan melalui sektor
pariwisata yang kemudian dikenal dengan ‘Community Based Tourism”
(CBT).
Jika
dunia tengah memokuskan pariwisata sebagai sektor andalan, Indonesia
yang notabene memiliki potensi wisata yang berlimpah wajib menjadi
pemain utama.
Butuh
proses yang panjang, terutama untuk membuka mindset tentang pentingnya
pariwisata agar dikembangkan sebagai industri di Indonesia. Kawasan
Mandalika –Lombok contohnya, bisa menjadi seperti sekarang, idenya
sudah dirancang sejak 20 tahun lalu. Hambatan infrastruktur, dan sikap
masyarakat yang masih antipati terhadap dunia pariwisata menjadi
penyebab lambatnya ide pengembangan pariwisata terealisasi di
Mandalika. Investor pun awalnya berfikir ribuan kali untuk menanamkan
modalnya di kawasan tersebut, lantaran tidak adanya komitmen yang kuat
dari pemegang kebijakan di sana terhadap pengembangan pariwisata.
Dan,
pada akhirnya tak dimungkiri, pariwisata Lombok benar-benar terkuak,
salah satunya adanya kesadaran dari Gubernur Nusa Tenggara Barat,
Zainul Majdi yang memiliki wawasan dan kepedulian tinggi terhadap
industri pariwisata sehingga menanamkan kepercayaan kuat dari investor
dan pemerintah pusat.
Ia
aktif melakukan lobi-lobi ke pemerintah pusat, instansi terkait dan
sejumlah investor baik di dalam maupun luar negeri bahwa Lombok siap
menyambut wisatawan, Lombok siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan
event-event nasional dan perusahaan. Dengan kepercayaan diri tinggi
pula, ia yakinkan bahwa Lombok tak kalah dengan Bali, baik keindahan
alam, budaya, kerajinan rakyat, apalagi mutiaranya yang sungguh
bernilai.
Selain
itu, dari sisi kebijakan, Ia berikan kemudahahan para investor yang
ingin mengembangkan usaha pariwisata dan memberikan jaminan keamanan.
Kini sejumlah investor besar diantaranya PT Gobel Internasional, MNC
Group, dan Rajawali Group optimis mendaratkan dana besar untuk
pembangunan infrastruktur yang terkait dengan industri pariwisata di
kawasan Mandalika. Apalagi Bandara Internasional Lombok telah berdiri,
tentu saja makin menggairahkan masuknya investor di sana.
Tak
pelak, perhatian turis dunia pun saat ini mulai bergeser dari Bali ke
Lombok. Jarak Bali dan Lombok sangat dekat makin memuluskan wisatawan
manca negara hijrah ke Lombok. Ini juga menjadi peluang sejumlah agen
perjalanan wisata membuat paket perjalanan yang bisa mengaitkan dua
pulau tersebut. Event-event pariwisata dan perusahaan dari daerah lain
kini tak berhenti mengalir ke Lombok. Sektor pariwisata Lombok sekarang
menjadi lokomotif pembangunan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Karena pariwisata, infrastruktur dan fasilitas dibangun, kota ditata
kondusif untuk kenyamanan para turis, perajin pun distimulus agar lebih
kreatif menghasilkan karya yang laku dijual, dan para seniman
dipopulerkan melalui berbagai event seni dan budaya.
Jika
Lombok setidaknya sedang menuai keberkahan lewat industri pariwisatanya
dan masih terus fokus mengerjakaan PR-nya yang belum tuntas, saya yakin
Bawean jika serius dikembangkan, tak kalah majunya dengan daerah lain
yang sudah berhasil di bidang pariwisata. Lomba tulis wisata Bawean
semoga menjadi entry yang baik untuk menggedor kesadaran pemegang
kebijakan, bahwa sektor pariwisata sangat penting diperhatikan. Sayang
sekali, anugerah yang begitu indah Tuhan berikan kepada Bawean, tidak
bisa dioptimalkan untuk kesejakteraan warganya. Apalagi tak sedikit
masyarakat Bawean yang merantau mencari pekerjaan di luar daerah bahkan
menjadi TKI di luar negeri.
Formula untuk Mengembangkan Pariwisata Bawean
1.
Pemilihan produk wisata yang tepat : berbasis potensi dan keunggulan
suatu daerah. Ini sangat penting agar dalam pengembangan pariwisata bisa
optimal dan hasilnya langsung bisa menyejahterakan masyarakat setempat.
.
Melihat potensi yang ada di Bawean, menurut saya produk wisata yang
cocok dikembangkan adalah wisata alam-bahari dan minat khusus.
Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengategorikan Wisata
Minat Khusus menjadi 7 jenis yaitu wisata budaya dan sejarah, wisata
alam dan ekowisata, wisata olah raga dan rekreasi, wisata kapal pesiar
dan yach, wisata kuliner dan belanja, wisata kesehatan dan kebugaran,
serta wisata konvensi, insentif, pameran dan event (MICE). Dan,
spesifikasi untuk produk wisata minat khusus di Bawean adalah wisata
alam-ekowisata dan wisata budaya masyarakat khususnya budaya masyarakat
agraris.
Selain
itu, perlu dipahami juga tentang aktivitas wisatawan yang saat ini
telah mengalami perubahan. Wisatawan sekarang tak puas hanya dengan
memandangi panorama alam yang indah, tetapi butuh aktivitas sehingga
memiliki kesan mendalam. Lebih bagus jika kesan itu sarat dengan muatan
edukasi, pesan lingkungan, sejarah, dan nilai-nilai dari masyarakat
setempat yang membuat mereka lebih menghargai alam dan lingkungannya
menuju hidup berkualitas. Tren wisatawan dunia ke depannya juga menurut
Menteri Parekraf Mari Pangestu, makin menyukai jenis wisata alam penuh
tantangan dan wisata budaya yang unik.
Jadi,
carilah keunikan yang otentik dari Bawean. Kajian antropologi dan
sosialogi sangat dbutuhkan untuk lebih memunculkan lagi kekhasan dari
masyarakat Bawean. Di Solo, saat ini tengah menjalankan formula baru
pengembangan pariwisata, yaitu wisata berbasis komunitas kreatif dengan
fokus pada dua ikon yaitu pasar tradisional dan kampung. Dua ikon yang
merupakan kelebihan Solo benar-benar digali dan dikemas sedemikian rupa
sehingga turis ke Solo karena ingin menikmati kampung-kampungnya para
perajin dan seniman, dan menikmati kesederhanaan jajanan pasar
tradisional dengan segala aktivitas yang benar-benar bersuasana asli
masyarakat Solo.
Dalam konteks masyarakat Bawean, produk-produk wisata yang bisa dioptimalkan dalam grand design wisata minat khusus “wisata alam dan ekowisata” diantaranya adalah :
1) Wisata desa
Mengajak
wisatawan menyelami lebih dekat kehidupan desa masyarakat Bawean yang
notabene multietnis bisa harmonis berdampingan dan menciptakan budaya
baru yang berbeda, tidak seperti Jawa Timuran, juga tidak seperti
Madura. Ada unsur melayu yang juga kuat di daerah ini.
Di sini, dapat dibuat paket wisata desa-persawahan atau wisata desa
nelayan. Apalagi masyarakat Bawean juga memiliki kuliner khas
diantaranya bakso ikan, martabak ala bawean yang berbahan utama kentang,
petis ikan, posot-posot (kerupuk ikan khas Bawean), kobuk-kobul
(minuman khas dari kelapa muda) dan sebagainya.
Wisatawan
bisa menginap di rumah-rumah penduduk yang dijadikan home stay, ikut
serta dalam kegiatan masyarakat ketika bertani atau mencoba menangkap
ikan dengan jala, mengarungi lautan dengan perahu tradisional atau
menganyam tikar an sejumlah produk kerajinan dari pandan. Agar wisatawan
nyaman, tentu faktor keamanan dan kebersihan wajib menjadi perhatian
serius. Hunian dan toilet yang bersih menjadi acuannya.
2) Wisata petualangan
3) Wisata bahari-snorkeling dan diving
Bagi
pehobi snorkeling dan diving, alam bawah laut Bawean dijamin tidak
mengecewakan. Bahkan keindahannya tak kalah dengan Bunaken. Kelebihannya
lagi, snorkeling atau diving di Bawean serasa menyelam di pulau pribadi
sejumlah spot diving berada pulau-pulau mungil yang tak berpenghuni.
Pantainya berpasir putih dan bersih sekali.
4) Ekowisata ke Penangkaran Rusa
Tentu
di sini, wisatawan bisa mempelajari bagaimana sebuah penangkaran rusa
Bawean yang unik, alias berbeda dengan kebun binatang pada umumnya.
Wisatawan bisa melihat langsung, keliaran rusa-rusa Bawean di alam bebas
dan mempelajari bagaimana kehidupan rusa itu sehingga bisa selamat dari
kepunahan. Sekali lagi membuat kegiatan yang merangsang kepedulian
wisatawan.
5). Ekowisata penyelamatan terumbu karang di Pulau Gili dan konservasi penyu di Pulau Noko
Terumbu
karang di perairan Gili masih terpelihara baik dan jika serius
dikembangkan bisa menjadi ikon wisata provinsi Jawa Timur. Kesadaran
masyarakat harus terus ditanamkan melalui berbagai upaya konservasi
sehingga keberadaan terumbu karang di Pulau Gili tetap terjaga dengan
baik dan menjadi contoh pengembangan terumbu karang bagi daerah lain
yang memiliki potensi serupa. Wisata konservasi terumbu karang dan
penyu, sangat menarik dikembangkan di Bawean.
Selain
minat khusus yang berhubungan dengan alam dan ekowisata, haruas juga
diperhatikan potensi daya tarik lain seperti Wisata Ziarah. Daya tarik
utamanya yang tersohor adalah makam Jherat Lanjeng sepanjang 12 meter
dan sejumlah makam para ulama yang menyebarkan agama Islam di Bawean.
2. Menentukan target wisatawan (target pasar)
Setelah
produk berbasis potensi dan keunggulan daerah telah dibuat, maka target
wisatawan yang akan dibidik juga harus tepat. Menurut saya, target
utamanya adalah wisatawan nusantara. Merujuk pada Renstra Kemenparekraf
tahun 2012-2014 yang menargetkan pergerakan wisatawan nusantara sebanyak
245 juta. Artinya potensi wisnus sangat menjanjikan, apalagi tingkat
pendapatan masyarakat semakin baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Dalam penerapan konsep Community Based Tourism (CBT), wisnus berperan
sangat besar dalam membuat suatu destinasi terkenal sehingga bisa
mendorong turis asing berkunjung. Tentu wisnus yang gemar melakukan
aktivitas minat khusus di Bawean seperti disebutkan di atas.
3. Melakukan upaya promosi yang efektif
Harus diakui, dalam memasarkan produk wisata seperti yang dimiliki
Bawean memang sangat ketat kompetisinya. Banyak daerah di Indonesia yang
juga memiliki obyek serupa. Harus ada alasan yang benar-benar jitu atau
stimulan sehingga wisatawan tertarik untuk menikmati obyek wisata minat
khusus Bawean. Bisa dengan menonjolkan keunggulan yang tak dimiliki
daerah lain. Seperti ekowisata konservasi terumbu karang di Pulau Gili,
salah satunya, atau merasakan sensasi ‘pulau pribadi’ bisa snorkeling
dan diving di Pulau Noko, pantainya berpasir putih halus dan berkilau.
Kegiatan promosi yang bisa dilakukan diantaraya :
1. Menggelar event secara kontinyu dan rutin.
Sebaiknya event yang bisa mengeksplorasi kekayaan seni, budaya, kuliner dan tradisi unik masyarakat Bawean.
2. Mengundang media nasional dan daerah untuk liputan wisata Bawean.
Untuk
karakter medianya sebaiknya dipilih spesifik yang berkaitan dengan
pariwisata. Ekspos media nasional terhadap suatu destinasi sangat
efektif pengaruhnya terhadap branding. Sebagai mantan jurnalis media
pariwisata, saya memahami angle dari setiap liputan yang dilakukan media
pariwisata. Umumnya media baik media cetak maupun elektronik di bidang
pariwata akan menampilkan sisi baik dari suatu destinasi.
Mereka akan lebih banyak bercerita tentang keindahan dan potensi wisata
di sana. Meski ada kekurangan dari sisi infrastruktur, aksesibilitas,
sarana dan prasarana yang terkait dengan kenyamanan wisatawan, itu tidak
menjadi titik tekan penulisan. Bahkan sekalipun diulas, nadanya
progresif yang intinya menggugah kesadaran pemegang kebijakan agar lebih
memperhatikan kenyamanan wisatawan.
Media
pariwisata memiliki misi mempromosikan suatu destinasi yang dapat
mendorong sebanyak-banyaknya wisatawan berkunjung. Dampaknya, bila
liputan ini dibaca oleh investor, pastinya diharapkan mereka tertarik
berinvestasi. Juga, sebagai sarana lobi ke pemerintah pusat. Pengalaman
saya berurusan dengan Kemenparekraf untuk urusan peliputan, mereka akan
memberikan support jika dilihat pemerintah daerah inisiatif dan
memiliki komitmen tinggi untuk pengembangan wisata di daerah. Support
yang diberikan bisa berupa pendanaaan, kerja sama promosi, dan tuan
rumah suatu event. Track record dari liputan media menjadi salah satu
indikator daerah dinilai aktif.
Untuk
mendapatkan hasil maksimal dengan mengundang media, sebaiknya pengelola
destinasi Bawean atau pihak yang concern terhadap industri pariwisata
di Bawean sudah memiliki itenerary perjalanan perjalanan wisata yang
cermat. Mengidentifikassi tujuannya dan target yang akan dicapainya.
Sebaiknya, tekankan pada produk unggulan, misal wisata adventure,
kegiatan ekowisata, wisata bahari, wisata desa dan sebagainya.
Buatlah
tema-tema khusus sehingga produk unggulan tersebut bisa terliput bagus.
Sebagai contohnya, dalam setahun ada tiga kali agenda mengundang media,
tiap term satu tema. Media yang diundang pun bisa bergiliran. Alangkah
bagusnya jika bersamaan dengan suatu event.
Dari segi biaya mengundang media juga tidak terlalu besar dibanding
membuat advertising. Sebaliknya media pun sangat senang jika bisa
diundang, karena ini menjadi salah satu obyek liputan yang potensial
untuk pembaca dan berpengaruh pada penjualan media tersebut.
Carilah
guide yang bagus untuk menemani para jurnalis liputan. Pemandu yang
bukan sekedar mengantarkan, tetapi memiliki pengetahuan yang luas
tentang Bawean : sejarahnya, budaya, karakteristik masyarakatnya,
keistimewaaan alam, dan legenda atau hal-hal unik lainya. Bahkan
penjelasan detil tentang suatu lokasi, jarak tempuh, transportasi,
akomodasi dan rincian biaya yang diperlukan untuk berwisata ke Bawean.
Dari cerita pemandu ini yang menentukan kualitas penulisan, lebih dari
sekedar laporan pandangan mata yang hanya satu atau dua halaman.
Biasanya cerita berkualitas dari pemandu juga turut menentukan jumlah
halaman. Tak jarang, suatu media membuat tulisan berseri hanya bermodal
dari ulasan-ulasan pemandu.
Dan,
biarkanlah media itu berkreasi, jangan coba untuk disetir. Karena
biasanya, jika disetir harus menulis apa atau banyak titipan informasi
untuk ditulis akan membuat sebagian jurnalis jadi kurang nyaman.
Untuk mengundang media, dinas pariwisata bisa bekerja sama dengan pihak
hotel atau agen perjalanan.
3. Mengudang agen perjalanan wisata untuk promosi
Langkah
ini juga efektif dilakukan. Semacam survey lapangan bagi agen
perjalanan wisata (travel), bahwa Bawean dengan segala potensi yang
dimilikinya siap menyambut wisatawan. Jika sekali lagi ada kendala
infrastruktur, tantangan dari pihak travel bisa mengemas paket wisata
yang sesuai. Biasanya untuk wisata adventure, ekowisata atau wisata
bahari (snorkeling), wisatawan bisa memahami kondisi lapangan yang
sangat berbeda dengan perkotaan. Namun begitu, faktor aksesibilitas dan
transportassi menuju destinasi menjadi hal yang mutlak harus segera
dibenahi.
4. Menggelar kompetisi bagi para blogger untuk menulis dan foto tentang keunggulan wisata Bawean
Upaya
ini kini marak dilakukan. Biayanya juga tidak besar, tetapi pengaruhnya
luar biasa. Mengingat internet sudah menjadi bagian yang melekat dalam
kehidupan sehari-hari sehingga referensi para blogger, menjadi konsumsi
utama wisatawan untuk berkunjung. Pihak terkait bisa menjalin hubungan
yang sinergis dengan komunitas blogger baik di wilayah Gresik, JawaTimur
maupun nasional untuk mengadakan tour bersama.
5. Membuat promosi bersama dengan pihak-pihak terkait seperti hotel, tourism board, pemda, restoran dan sebagainya.
Bentuk
promosinya bisa dalam bentuk pembuatan buklet, leaflet atau aktif
mengikuti sejumlah pameran pariwisata. Untuk konteks ini, Dinas
Pariwisata Kabupaten Sleman, bisa menjadi salah satu contoh yang bisa
ditiru. Dinas pariwisata Sleman membuat banyak jenis buklet bertema,
video, leaflet lengkap berisi panduan wisata Sleman, termasuk list jasa
guide, interpreter, restoran, rental kendaraan, penginapan tanpa
mengeluarkan biaya sepeser pun. Mereka menggandeng sejumlah perusahaan
dan lembaga pendidikan untuk sponsor. Bahkan menurut penuturan Kepala
Dinas Pariwisata Sleman, mereka berkelilling ke luar daerah untuk
promosi desa wisata di Sleman sekaligus promosi lembaga pendidikan,
karena memang dalam rangkaan promosi lembaga pendidikan tersebut.
Demikian
formula yang saya berikan untuk mengangkat potensi wisata Bawean
terutama dari segi promosi agar bisa lebih dikenal dan banyak dikunjungi
wisatawan. Saya optimis Bawean bakal bisa sejajar dengan daerah lain
yang sudah eksis di bidang pariwisata. Apalagi akses menuju Bawean kini
telah mendapat perhatian pihak terkait. Ya, kehadiran bandara perintis
di tahun ini semoga bisa menjadi entry point yang bagus baik bagi
perkembangan pariwisata maupun kemajuan ekonomi secara keseluruhan.
SUMBER: http://www.bawean.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar